Kamis, 10 Januari 2008

Blue Book ICT Indonesia

IT telah melahirkan sebuah industri baru, yaitu industri IT. Contoh industri IT ini
adalah industri telekomunikasi (Telkom, Indosat dan operator telekomunikasi
lainya), perangkat lunak (software, seperti misalnya Balicamp), perangkat keras
(hardware, seperti misalnya PT INTI), integrasi sistem (system integrator), jasa
internet (Internet Service Provider atau ISP, web hosting, Aplication Service
Provider), dan masih banyak yang lainnya. IT sudah menjadi sebuah industri yang
nyata dan dapat memberi kontribusi kepada pendapatan negara.
Di Indonesia, industri IT diharapkan dapat dikembangkan untuk menyumbangkan
devisa kepada Indonesia paling tidak sebesar $8.2 miliar di tahun 2010. Target ini
tidak berlebihan mengingat pasar dunia di bidang ini telah melebihi satu triliun $,
di mana pasar domestik Indonesia diperkirakan telah mencapai $1.5 miliar. Hal
ini menuntut pengembangan daya saing industri IT Indonesia, sehingga secara
kolektif mampu tumbuh, berkembang, dan merebut pangsa pasar tersebut.
Namun demikian, terrnyata Sumber Daya Manusia yang bergerak di bidang
Information Technology (SDM IT) tidak mudah diperoleh. Bahkan di negara yang
terdepan dalam industri IT, yakni Amerika Serikat (di Silicon Valey dan pusat
industri IT lainnya), masih kekurangan SDM IT. Salah satu cara mereka untuk
mengatasinya adalah dengan mengimpor SDM IT dari luar negeri, khususnya
India dan China. Cara lain yang dilakukan adalah dengan outsource pekerjaan ke
luar negeri. Jika Indonesia menargetkan tambahan devisa sebesar $8 miliar/tahun
dalam industri IT, dan produktifitas seorang pekerja diasumsikan sebesar $25.000,
maka jumlah pekerja yang dibutuhkan adalah 8 milyar/25 ribu, yakni 320.000.
Perlu kerja keras untuk mencapai jumlah tersebut.
Jika Indonesia tidak mempersiapkan pemenuhan kebutuhan SDM IT, maka bukan
tidak mungkin Indonesia hanya akan menjadi pengimpor atau konsumen IT. Dan
bukan pemasukan devisa negara sebesar $8,2 miliar/tahun yang diperoleh, tapi
pengeluaran sebesar itu untuk memenuhi kebutuhan IT di dalam negeri. Oleh
karena itu penting bagi Indonesia untuk merencanakan dan mempersiapkan
pemenuhan kebutuhan SDM IT. Dalam hal ini perlu dukungan dari berbagai pihak
antara lain, pemerintah, universitas-universitas, lembaga-lembaga non-formal
penghasil SDM IT dan semua lapisan masyarakat pengguna IT.

Secara singkat ada lima alasan mengapa kita memerukan Blue Book Perencanan
SDM untuk Industri ICT.
• Industri ICT Indonesia membutuhkan SDM lebih dari 320,000 orang di tahun
2010, baik untuk kebutuhan industri telematika, egovernment, industri
keuangan dan jasa, maupun untuk organisasi masyarakat.
• Kapasitas lembaga pendidikan saat ini masih terlalu rendah sehingga perlu
usaha yang besar (masif) dari lembaga pendidikan namun perlu tetap sesuai
dengan kebutuhan kompetensi di industri.
• Mengingat banyaknya pihak yang terlibat maka perlu panduan kurikulum
generik dan mekanisme assessment untuk digunakan lembaga pendidikan.
• Apabila terjadi gap antara kebutuhan dan kapasitas maka perlu inisiatif dan
program untuk memastikan kecukupan pasokan SDM ICT
• Panduan ini perlu dibuat secara tertulis ke dalam Blue Book yang direvisi
setiap tahun

Buku ini paling tidak terdiri dari empat bagian sebagai berikut.
Bagian I: Estimasi Kebutuhan SDM ICT s/d 2010
Kualitatif: Kompetensi
Kuantitatif: Jumlah
Bagian II: Kinerja Saat ini
Lembaga Pendidikan Dan Pelatihan
Kapasitas Pertahun
Bagian III: Rekomendasi
Page 10
Blue Book versi 1, September 2003
6 uikulum Generik
Assessment
Bagian IV: Usulan Action Plan
Inisiatif
Program

Sebagaimana diperlihatkan pada Gbr. 1, Blue Book menjadi panduan dalam
proses penyiapan SDM telematika.
Pertumbuhan perusahaan telematika di
Indonesia perlu didata untuk menghitung estimasi kebutuhan SDM untuk industri
Indonesia. Hasilnya dicatat dalam Blue Book. Demikian juga kapasitas dari
Lembaga Pendidikan ICT Indonesia dicatat dalam Blue Book ini. Kurikulum
Generik dikumpulkan dalam Blue Book untuk digunakan lembaga pendidikan di
Indonesia untuk menghasilkan SDM telematika. Blue Book juga perlu memiliki
mekenisme assessment untuk mencek kualitas dari SDM telematika. Lembaga
Asssessment mengeluarkan sertifikasi berdasarkan kriteria yang ditetapkan dalam
Blue Book ini. Blue Book juga mengandung inisiatif dan program apabila
kuantitas dan kulitas SDM yang dihasilkan tidak memenuhi kebutuhan industri.

Tidak ada komentar: