Kamis, 10 Januari 2008

komputer dan masyarakat

Saya membayangkan pada tahun 2015 komputer telah berubah bentuk sebesar kacamata, dan jika ingin menggunakan nya kita hanya memakai kacamata tersebut sebagai pengganti layar monitor komputer, karena ini menggunakan system perintah suara, maka keyboard dan mouse digantikan oleh headset.

E-GOVERNMENT

PROJECT E-GOVERNMENT
KOLABORASI PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT NASIONAL DALAM
PERSPEKTIF OTONOMI DAERAH

Otonomi daerah merupakan sebuah kebijakan strategis yang memiliki dampak luas. Terbentuknya raja-raja kecil menyebabkan kebijakan nasional menjadi tidak lagi mudah dilaksanakan pada perspektif otonomi. Otonomi itu pula yang melahirkan daerah kaya dan daerah miskin. Kesenjangan antar daerah jadi tidak terelakkan. Termasuk kesenjangan dalam pengembangan Sistem Informasi E-government dan integrasi nasionalnya.
Komitment yang relatif rendah dari pimpinan pusat hingga daerah menyebabkan e-government menjadi tidak terkoordinir dengan baik. Akibatnya terjadi pemborosan luar biasa pada proyek mercu suar e-government, sementara di sisi lain tidak sedikit daerah yang hampir tidak memiliki alokasi dana bagi pengembangan Teknologi Informasi dalam pemerintahan ini. Pada sisi teknis, penerbitan kebijakan nasional di bidang Teknologi Informasi dan e-government yang terlambat menyebabkan daerah mengembangkan e-government tanpa standarisasi teknis, biaya dan mengabaikan integrasi database nasional. Sementara daerah miskin tidak dapat berbuat banyak bagi pengembangan e-government bagi penciptaan good government, clean governance dan pelayanan umum yang terbaik.
Pengembangan e-government terintegrasi nasional ini harus dilaksanakan dalam perspektif otonomidaerah, dalam arti kreatifitas daerah untuk mengembangkan e-government sesuai dengan kebutuhan daerah tetap dijunjung tinggi, sedapat mungkin dihindarinya re-development Sistem Informasi e-government dan Teknologi Informasi daerah yang telah ada untuk menghindari pemborosan anggaran serta penyiapan SDM pemerintahan yang handal untuk bisa mandiri mengelola e-government.
Langkah awal telah ditempuh oleh puluhan daerah melalui pembentukan forum e-government Indonesia dengan
URUNAN PROJECT-nya. Urunan Project merupakan konsep kerjasama antar daerah melalui pembiayaan bersama pengembangan Sistem Informasi dan database e-government dengan harapan akan mampu menekan biaya pengembangan yang selama ini dinilai cukup fantastis namun kurang signifikan memberikan manfaat bagi masyarakat. Sistem Informasi dan database yang dihasilkan Urunan Project akan menjadi Open Source Software sehingga dapat dikembangkan daerah sesuai dengan kebutuhannya.
Urunan Project difokuskan pada pembangunan sebuah pusat studi, penelitian dan pembangunan Sistem Informasi E-government yang kegiatannya dibiaya secara urunan (iuran) oleh para pengelola E-government. Gambaran awal biaya yang diperlukan adalah Rp. 1 juta/Sistem Informasi/Daerah. Melalui urunan project akan dihasilkan suatu Sistem Informasi e-government yang paling memungkinkan untuk integrasi database nasional.

Soal Uts Smester Ganjil

2. Tentang Komputer DNA dan masa depannya

b. Komputer DNA akan segera menggantikan komputer biner.
Komputer DNA adalah komputer canggih,diman komputer ini tidak lagi menngunakan bilangan biner dalam menjalankan operasinya.Komputer yang kita kenal sehari-hari menggunakan data biner (binary data) untuk menyimpan dan mengolah informasi atau perhitungan. Data biner ini merupakan sistem angka berbasis dua, yaitu 0 dan 1. Sedangkan DNA, singkatan dari deoxyribose nucleic acid, menyimpan dan mengolah informasi genetika manusia dalam molekul-molekul yang diberi kode huruf A, C, T, dan G. A merupakan inisial untuk adenine, C untuk cytosine, T untuk thymine, dan G untuk guanine.keunggulan utama komputer DNA. Enzim-enzim yang terlibat bekerja secara paralel. Komputer klasik membaca dan mengolah data secara linier (berurutan). Melibatkan data dalam jumlah besar, komputer klasik akan sangat kerepotan mengolah data-data yang luar biasa banyaknya. Penghitungan membutuhkan waktu sangat lama karena dilakukan satu per satu. Di sinilah keunggulan komputer DNA! Untuk jumlah data yang sangat banyak, komputer DNA dapat melakukan penghitungan jauh lebih cepat karena semua prosesnya dilakukan secara paralel (bersamaan).Bukan tak mungkin pada yang masa akan datang komputer DNA menngantikan komputer biner,karena dari segi kecepatan lebih unggul kompter DNA.

d. Banyak vendor masih enggan mengembangkan komputer DNA.
Vendor masih enggan mengembangkan komputer DNA karena komputer ini belum banyak di gunakan oleh user-user yana ada.Karena penelitiannya pun belum selesai secara maksimal,makanya para vendor masih ragu untuk mengembangkannya.Selain itu juga butuh biaya yang cukup besar untuk mengembangkan komputer ini.




6. TENTANG FRAUD IT
Fraud IT adalah strategi bisnis
Karena yang telah dibuat oleh seorang IT kepada sebuah perusahaan itu sengaja tidak diberikan kunci atau password system tersebut,agar bila suatu saat perusahaan tersebut ingin memperbaharui system tersebut,maka perusahaan tersebut harus memanggil orang IT yang telah membuat system tersebut,hal itu yang disebut sebagai strategi seorang IT.
Fraud IT dapat diatasi dengan ketelitian kontrak kerja
Jika suatu perusahaan ingin membuat sistem dengan seorang IT, maka perusahaan tersebut harus meneliti bagaimana sistem ini dibuat dan dalam kontrak kerja perusahaan tersebut harus berhati-hati dan meneliti secara detail agar tidak terjadi fraud IT yang tidak diinginkan.

PROFESI IT ARCHITEC

Secara gampang, IT Architect adalah orang yang punya peran mendesain suatu system IT, dan bertanggung jawab terhadap desain tersebut. Profesi ini memang belum semapan ataupun "well defined" seperti halnya profesi akuntan, dokter maupun pengacara. Maka itu sekumpulan IT Architect mendirikan IASA (International Association of Software Architect), untuk mengumpulkan IT Architect di seluruh dunia untuk mendefinisikan profesi ini secara lebih formal, mendefinisikan "body of knowledge" & "skill set" untuk profesi ini, mendefinisikan "rigourus training" untuk orang yang ingin berprofesi di bidang ini, termasuk sertifikasi dan legalisasi, seperti halnya dokter ataupun pengacara. IASA dimulai di Austin, Texas, Amerika Serikat, sekarang sudah ada Chapter-nya di negara-negara Asia Tenggara, termasuk di Indonesia yang coba kami jalankan dengan "tidak mudahnya". :)
Seberapa penting sih IT Architect ini? Bayangkanlah software yang digunakan untuk Air Traffic Control System di airport, Life Support System di rumah sakit, system di bursa saham, system di bank, dan seterusnya. Kalau suatu bangunan runtuh karena isu desain, arsitek dan civil engineer-lah yang bertanggunjawab, karena mereka yang mendesain dan merealisasikan bangunan tersebut. Demikian juga di dunia IT, kalau ada pesawat jatuh karena error di Air Traffic Control, kalau ada orang mati karena error di Life Support System, uang yang "hilang" di bank dan seterusnya, seorang IT Architect-lah yang mesti bertanggung jawab. Jadi, "big responsibility!"
Di regional Asia Tenggara, untuk pertama kalinya diadakan symposium untuk para IT Architect ini. Event ini diadakan di Kuala Lumpur. Di event ini, para praktisi Architect di seluruh Asia Tenggara berkumpul. Event ini mendapat support luar biasa dari pemerintah Malaysia karena event ini dibuka oleh Dato' Kong Cho Pa, Deputy Minister of Science, Technology and Innovation Malaysia yang juga ternyata aktif sebagai IASA Patron. Event ini juga dianggap penting oleh para Country Manager dari vendor-vendor besar seperti IBM, Microsoft, Oracle dan SAP. Jarang-jarang Country Manager dari vendor-vendor besar ini bisa berada dalam suatu ruangan. Tanpa diwakili oleh "next layer"-nya. Kenapa para vendor besar ini bersatu dan mendukung? Ini karena IASA adalah organisasi IT Architect yang "vendor agnostic". Para IT Architect dengan berbagai latar belakang teknologi ada di sini.

Harapan Masyarakat It tentang TI/SI nasional

Pada akhirnya, sebagaimana sudah terjadi di banyak negara, Internet menjadi hal yang penting bagi sebuah pemerintahan. Bila sebelumnya hanya digunakan untuk sebagai sarana mencari informasi, namun sekarang merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia termasuk pemerintahan. Jauh sebelum munculnya Internet, sudah banyak institusi pemerintah di Indonesia yang menggunakan Sistem Informasi (SI) bagi menunjang operasional pemerintahan. Namun SI ini masih berupa organisasi yang terpisah satu dengan lainnya, relatif tidak ada keterhubungan dan ketersesuaian, bahkan di satu departemen sekalipun. Sebagian besar SI ini masih berorientasi ke dalam suatu departemen saja, artinya hanya untuk memenuhi kepentingan internal organsaisi saja. Penggunaan SI untuk pelayanan publik masih belum maksimal, bukan saja disebabkan oleh belum tersedianya teknologi yang mudah dan murah untuk pelayanan publik, namun adanya permasalahan lain yang menghambat seperti tatanan peraturan dan perundangan yang belum mendukung adanya pelayanan publik melalui media online. Masyarakat membicarakan e-government. Sebagian aparat pemerintah menunjukkan itikad dan antusiasmenya terhadap e-govt yang dipercaya akan menjadi “wajah” pemerintahan di era milenium. Di balik semua itu ada terkandung berbagai masalah yang bila tidak dibenahi, akan mengurangi manfaat dari e-govt, atau bahkan tidak akan menambah kesejahteraan masyarakat meski sumber daya sudah banyak dikerahkan. Paper ini dimaksudkan sebagai masukan dan pemikiran dalam memahami faktor – faktor penghambat maupun pendukung dalam upaya mensukseskan implementasi e-govt. Faktor – faktor ini tidak hanya yang bersifat teknis semata, namun juga yang non-teknis dan strategis. Pada bagian pertama akan diuraikan permasalahan yang berkenaan dengan implementasi e-govt dalam tataran makro dan mikro, Untuk memperoleh gambaran implementasi dan harapan, disajikan fakta di negara – negara lain beserta komentar dari berbagai pihak mengenai e-govt. Pola pikir yang melandasi implementasi e-govt dicoba didekati dalam konteks Indonesia, dari sinilah kemudain muncul berbagai faktor penghambat dan pendorong. Pada bagian akhir penulis menyampaikan tantangan yang akan dihadapi ke depan berkaitan dengan tata laksana pemerintahan dan posisi relatif e-government. Menutup paper ini penulis menyampaikan kesimpulan dan saran dengan harapan dapat bermanfaat dalam loka karya ini, maupun bagi masyarakat Indonesia.

Hak AtAS KeKayaAn InTeLEktuAl

Adanya pengadilan HaKI (Intelectual Property (IP) Court) seringkali disebut-sebut sebagai salah cara yang ampuh untuk memerangi pelanggaran kasus hak atas kekayaan intelektual (HaKI) seperti pembajakan software. Namun, pengadilan jenis ini ternyata masih belum menjadi prioritas pemerintah.
Dirjen HaKI Depkumham Andi Noorsaman Sommeng mengatakan, pengadilan HaKI memang sudah sering kali menjadi bahan diskusi oleh para penegak hukum sebagai sebuah wacana. Tetapi, kita juga harus melihat sistem hukum Indonesia saat ini karena kita sudah memiliki pengadilan niaga untuk mengurus kasus HaKI, lanjutnya."Jadi berkaitan dengan HaKI masuk ke pengadilan niaga, sehingga ada IP Court atau tidak itu sama saja," ujar Andi, kepada beberapa wartawan di sela-sela sebuah talkshow yang berlangsung di Front Row Cafe Jakarta, Jumat malam (5/10/2007).
Tetapi, Andi tidak menampik jika keberadaan pengadilan HaKI nantinya akan lebih fokus mengurus permasalahan pengadilan terkait pelanggaran hak cipta, sehingga keputusan finalnya pun menjadi seragam."Menurut saya, untuk ke depannya Indonesia memang butuh juga IP Court. Tapi IP Court saat ini belum dijadikan sebagai suatu prioritas yang utama, kita sekarang lebih mengambil langkah dengan cara mengedukasi masyarakat dulu," imbuhnya.
Dikatakan Andi, ketegasan penegakkan hukum terkait pelanggaran HaKi di Indonesia saat ini juga dirasa cukup. Artinya tidak terlalu lembek dan juga tidak terlalu berlebihan, sehingga dinilai sudah dapat membuat jera pelakunya.Sampai saat ini Indonesia hanya memiliki pengadilan niaga di lima kota. Itu pun hanya terdapat di kota-kota besar seperti Jakarta, Medan, Makasar, Surabaya dan Semarang. Tapi pertanyaannya adalah, apakah kelima pengadilan itu cukup untuk mengurus seluruh kasus pelanggaran HaKi di Indonesia?

Dana 1 Triliyun

Andai saya menjadi seorang pimpro SIMNAS dan saya diberi dana 1 triliun Rupiah,maka rencana saya adalah membangun SIMNAS yang bagus,dan membuat sebuah proyek dimana setiap masyrakat dari berbagi kalangan dapat menikmati menggunakan semua layanan publik yang mengenai Sistem Informasi.Di Tingkat Nasional dengan sangat mudah.Tidak perlu berbelit-belit dengan masalah birokrasi maupun administrasi.
Dan saya juga akan membuat Sistem Informasi di berbagai bidang.Sekarang sistem informasi di Indonesia menjadi terlalu berbelit-belit,juga menjadi sesuatu yang membuat masyarakat menjadi tidak percaya terhadap sistem di Indonesia ini.Maka dari itu saya ingin juga merubah sistem diIndonesia,terutama pada Sistem Informasi Manajemennya.Karena sangat tidak relevan dengan kenyataan yang ada,mengubah sistem menjadi lebih mudah untuk di pahami seluruh kalangan masyarakat.Membuat Sistem Informasi lebih mudah untuk diketahui oleh masyrakat.Dengan cara membuat akses yang mudah di jangkau untuk mengetahui SIM pendidikan Nasional

Blue Book ICT Indonesia

IT telah melahirkan sebuah industri baru, yaitu industri IT. Contoh industri IT ini
adalah industri telekomunikasi (Telkom, Indosat dan operator telekomunikasi
lainya), perangkat lunak (software, seperti misalnya Balicamp), perangkat keras
(hardware, seperti misalnya PT INTI), integrasi sistem (system integrator), jasa
internet (Internet Service Provider atau ISP, web hosting, Aplication Service
Provider), dan masih banyak yang lainnya. IT sudah menjadi sebuah industri yang
nyata dan dapat memberi kontribusi kepada pendapatan negara.
Di Indonesia, industri IT diharapkan dapat dikembangkan untuk menyumbangkan
devisa kepada Indonesia paling tidak sebesar $8.2 miliar di tahun 2010. Target ini
tidak berlebihan mengingat pasar dunia di bidang ini telah melebihi satu triliun $,
di mana pasar domestik Indonesia diperkirakan telah mencapai $1.5 miliar. Hal
ini menuntut pengembangan daya saing industri IT Indonesia, sehingga secara
kolektif mampu tumbuh, berkembang, dan merebut pangsa pasar tersebut.
Namun demikian, terrnyata Sumber Daya Manusia yang bergerak di bidang
Information Technology (SDM IT) tidak mudah diperoleh. Bahkan di negara yang
terdepan dalam industri IT, yakni Amerika Serikat (di Silicon Valey dan pusat
industri IT lainnya), masih kekurangan SDM IT. Salah satu cara mereka untuk
mengatasinya adalah dengan mengimpor SDM IT dari luar negeri, khususnya
India dan China. Cara lain yang dilakukan adalah dengan outsource pekerjaan ke
luar negeri. Jika Indonesia menargetkan tambahan devisa sebesar $8 miliar/tahun
dalam industri IT, dan produktifitas seorang pekerja diasumsikan sebesar $25.000,
maka jumlah pekerja yang dibutuhkan adalah 8 milyar/25 ribu, yakni 320.000.
Perlu kerja keras untuk mencapai jumlah tersebut.
Jika Indonesia tidak mempersiapkan pemenuhan kebutuhan SDM IT, maka bukan
tidak mungkin Indonesia hanya akan menjadi pengimpor atau konsumen IT. Dan
bukan pemasukan devisa negara sebesar $8,2 miliar/tahun yang diperoleh, tapi
pengeluaran sebesar itu untuk memenuhi kebutuhan IT di dalam negeri. Oleh
karena itu penting bagi Indonesia untuk merencanakan dan mempersiapkan
pemenuhan kebutuhan SDM IT. Dalam hal ini perlu dukungan dari berbagai pihak
antara lain, pemerintah, universitas-universitas, lembaga-lembaga non-formal
penghasil SDM IT dan semua lapisan masyarakat pengguna IT.

Secara singkat ada lima alasan mengapa kita memerukan Blue Book Perencanan
SDM untuk Industri ICT.
• Industri ICT Indonesia membutuhkan SDM lebih dari 320,000 orang di tahun
2010, baik untuk kebutuhan industri telematika, egovernment, industri
keuangan dan jasa, maupun untuk organisasi masyarakat.
• Kapasitas lembaga pendidikan saat ini masih terlalu rendah sehingga perlu
usaha yang besar (masif) dari lembaga pendidikan namun perlu tetap sesuai
dengan kebutuhan kompetensi di industri.
• Mengingat banyaknya pihak yang terlibat maka perlu panduan kurikulum
generik dan mekanisme assessment untuk digunakan lembaga pendidikan.
• Apabila terjadi gap antara kebutuhan dan kapasitas maka perlu inisiatif dan
program untuk memastikan kecukupan pasokan SDM ICT
• Panduan ini perlu dibuat secara tertulis ke dalam Blue Book yang direvisi
setiap tahun

Buku ini paling tidak terdiri dari empat bagian sebagai berikut.
Bagian I: Estimasi Kebutuhan SDM ICT s/d 2010
Kualitatif: Kompetensi
Kuantitatif: Jumlah
Bagian II: Kinerja Saat ini
Lembaga Pendidikan Dan Pelatihan
Kapasitas Pertahun
Bagian III: Rekomendasi
Page 10
Blue Book versi 1, September 2003
6 uikulum Generik
Assessment
Bagian IV: Usulan Action Plan
Inisiatif
Program

Sebagaimana diperlihatkan pada Gbr. 1, Blue Book menjadi panduan dalam
proses penyiapan SDM telematika.
Pertumbuhan perusahaan telematika di
Indonesia perlu didata untuk menghitung estimasi kebutuhan SDM untuk industri
Indonesia. Hasilnya dicatat dalam Blue Book. Demikian juga kapasitas dari
Lembaga Pendidikan ICT Indonesia dicatat dalam Blue Book ini. Kurikulum
Generik dikumpulkan dalam Blue Book untuk digunakan lembaga pendidikan di
Indonesia untuk menghasilkan SDM telematika. Blue Book juga perlu memiliki
mekenisme assessment untuk mencek kualitas dari SDM telematika. Lembaga
Asssessment mengeluarkan sertifikasi berdasarkan kriteria yang ditetapkan dalam
Blue Book ini. Blue Book juga mengandung inisiatif dan program apabila
kuantitas dan kulitas SDM yang dihasilkan tidak memenuhi kebutuhan industri.